THE GREAT FRIENDS
“Good friends only know about best stories in your life, but best friends have lived them with you.” (Teman baik hanya mengetahui cerita terbaik di hidupmu. Namun, teman terbaik hidup bersama cerita cerita tersebut). -Anonymous-
Sahabat dan
saudara. Dua kata yang menggambarkan sosok perempuan-perempuan hebat yang ada
dalam hidup saya. Alhamdulillah, saya dikelilingi oleh sahabat yang saling
memberikan energi positif. Ya, mereka adalah sahabat yang sudah saya anggap
seperti saudara.
Tiga tahun tumbuh
bersama sebagai remaja dalam lingkungan pesantren membawa kami dalam
persahabatan penuh kasih dan sayang. Kenakalan remaja yang pernah kami lakukan seperti
bolos sekolah, tidak ikut sholat berjamaah, membawa ponsel, beracting sakit supaya mendapat dispensasi
tidak ikut kegiatan pesantren padahal sebenarnya malas, dan peraturan lain
pesantren yang kami langgar. Cerita tentang cinta-cintaan remaja yang sering
galau, sampai mimpi-mimpi besar yang kami rajut bersama dan sampai sekarang
menjadi doa kami. Ke tanah suci bersama suatu saat nanti. Aamin.
Waktu memaksa
kami tidak lagi tinggal dalam satu atap. Lulus SMA kami pun mengejar cita-cita
di tempat berbeda. Walau jarak memisahkan kami, tetapi doa selalu menjadi cara
kami untuk saling memeluk satu sama lain. Dalam suatu kesempatan, kami pun
menyempatkan waktu bertatap muka melepas rindu. Meski hal tersebut butuh
perdebatan terlebih dahulu untuk mencapai suatu kesepakatan tanggal dan tempat
untuk bertemu, karena kesibukan kami yang berbeda.
Sekarang waktu
membawa kami ke masa yang lebih jauh lagi. Satu persatu dari kami mulai menikah
dan tinggal di tempat yang lebih jauh lagi. Peraturan-peraturan yang dibuat
dalam rumah tangga masing-masing pun berbeda-beda. Bahkan salah satu dari kami
harus ikhlas tidak bisa bertemu lagi karena suaminya melarangnya bertemu kami. Ada
yang belum menikah tetapi tidak punya waktu tepat setiap diajak ketemuan. Ada pula
yang menikah dan harus merantau jauh mengikuti suaminya yang kerja di luar
Pulau Jawa. Tentu saja hal itu membuat formasi kami mulai berkurang satu
persatu.
Terkadang merasa
sedih saat mengingat kebersamaan yang terlewati harus berubah menjadi hal yang
tidak bisa dinikmati lagi saat ini. Tetapi aku menyadari bahwa semua hal ada
masanya masing-masing. Kami yang dulunya berformasi lengkap, harus rela hanya
bertatap muka tidak lebih dari lima orang saat ada kesempatan.
Hidup itu adalah
perjalanan, dan sebuah perjalanan membutuhkan kendaraan untuk sampai pada
tujuan. Ibarat naik kereta, orang yang duduk disebelah kita akan berganti. Berhenti
dan turun di satu stasiun, kemudian digantikan
dengan orang lain. Transit di stasiun berbeda lalu duduk lagi dengan orang yang
berbeda. Begitu seterusnya sampai kita tiba pada tujuan kita. Tak ada yang
perlu dirisaukan dengan siapa kita duduk. Nikmati saja perjalanan tersebut agar
tidak membosankan.
Tulisan ini saya
dedikasikan untuk salah satu teman, sahabat, saudara, dan adik bagi saya yang
saat ini berada jauh dari pandangan.
Hai, Ella. Selamat mengabdi pada laki-laki yg semoga Allah pilihkan untuk
dunia dan akhiratmu. Sedih rasanya kita jauh. Gak akan ada kamu lagi yang
tiba-tiba aja udah ada di depan rumah. Gak akan ada lagi yangg ngomelin kamu
karena gak ada kabar. Baik-baik di rantau orang ya. Jangan suka nangis. Semoga
jarak dan waktu tak menjadi penghalang untuk kita saling berkirim. Semoga cepat
beradaptasi di tempat baru. Semoga betah. Semoga Allah memperpanjang umur kita,
supaya kita bisa ketemu lagi entah kapan.
I’ll miss you so much:(
Banyuwangi, 20 Januari 2016
#OneDayOnePost
#HariKedelapan
4 komentar
Kalian luar biasa mbak. Ngene iki sing gawe ga krasan
BalasHapusBalek neh nang Banyuwangi
BalasHapusGa bisa bayangin juga kalo misal harus pisah sama sahabat2 yang sekarang :(
BalasHapushai mbak nur annisa, pisah sama sahabat emang berat banget. nikmatin dulu kebersamaan dgn sahabat saat ini, sebelum masa-masa itu habis :)
BalasHapus