LOVELINESS



Esok sajalah ku sapa paginya dengan mentariku
Membawanya ke sudut pantai menikmati indahnya hangatku
Jika malam ini dingin menggangu tidurnya
Maka cintaku kan selimutinya
Aahhhh..... aku benar-benar gila
Seirama dengan hatiku yang mulai penuh coretan namanya
Hanya dengan menutup mata dan membayangkan dirinya hadir dihadapanku
Aku bisa menulis sejuta puisi indah tentangnya
Tanpa harus berhenti sejenak tuk beristirahat
Merangkai bait demi bait melukiskan keelokannya
Yang tak tertandingi dgn keelokan manapun
Tak tahu seberapa kokohnya keelokan lain kan mencampuri keindahannya
Yang jelas dirinya tlah tanamkan sensasi berbeda
Sehingga membuatku bungkam hanya padanya 
Selamanya


#OneDayOnePost
#HariKelimabelas

SHOW MUST GO ON

Terkadang kita harus rela meninggalkan sesuatu yang sudah terlanjur nyaman dalam hidup kita. Bukan karena ingin meninggalkan, tetapi terpaksa meninggalkan. Sebab hidup memiliki masa di mana kita tidak bisa seterusnya diam di satu tempat, melainkan harus berdiri dan melangkah pada tempat yang lain. Karena pada dasarnya, hidup adalah perpindahan. Berpindah dari satu waktu ke waktu yang lain, dari satu masa ke masa yang lain, dari satu kenangan ke cerita baru, lalu lambat laun juga akan berubah menjadi kenangan dan memulai lagi dengan yang baru, begitu seterusnya.Sampai kita tiba di satu titik pemberhentian di mana kita tidak akan pernah berpindah lagi.


Banyuwangi, 2016

#OneDayOnePost
#HariKeempatbelas

lanjutan-



Amelia. Gadis yang biasa dipanggil Amel duduk termangu di depan pintu lemari kamar kosnya. Kedua kakinya ditekuk didepan dada. Tangannya memeluk kedua lutut. Wajahnya bersembunyi dibalik kedua tangan. Dadanya sesak menumpahkan tangis sedari tadi. Nafasnya sesenggukan berkejar-kejaran dengan cairan yang keluar dari hidungnya.
Baru saja dia mendapat kabar bahwa Ayahnya sakit. Laki-laki yang menjadi panutannya itu memang memiliki penyakit komplikasi. Keluar masuk Rumah Sakit pun menjadi langganan Ayahnya. Amel sangat terpukul mendengar kabar tersebut. Terlebih sebulan lagi Ayahnya akan berangkat umrah. Hal lain yang membuatnya lebih sedih, Amel tak bisa berada di samping lelaki yang rela tubuhnya basah kuyub karena kehujanan saat menjemputnya pulang sekolah dulu. Jarak yang terpisah jauh dengan keluarga membuat Amel tak bisa berada di sisi sang Ayah. Benaknya langsung tertuju pada Mama. Bagaimana perasaan perempuan yang sangat dicintainya itu saat ini. Rasa panik mendera hati Amel. Dia ingin segera pulang.
Tangis Amel makin pecah saat sebuah pesan masuk di ponselnya. Naela, adiknya, mengabari bahwa Ayah masuk UGD. Perasaan ingin pulang pun mencuat sampai ke ubun-ubun. Amel tidak mampu menahannya lagi. Dia harus pulang saat ini juga. Diraihnya tas ransel yang sudah siap sedari tadi untuk dibawa pulang.
Sebuah informasi menggagalkannya pulang. Rute jalan dari kota yang ditempati Amel ke rumahnya ditutup, karena kondisi cuaca yang hujan disertai angin beberapa hari ini menumbangkan salah satu kota menuju rumah Amel. Amel pun mengurungkan niatnya untuk pulang dengan menggunakan bus. Dia mencari alternatif lain. Dipesannya tiket kereta lewat situs online untuk tanggal saat itu juga. Meskipun kereta yang akan membawanya pulang masih nanti sore, setidaknya dia bisa pulang hari itu juga. Amel memberitahukan Mama bahwa ia tidak bisa pulang naik bus.
Ponselnya berdering saat Amel beranjak pergi dari terminal.
“Amel tunggu kereta aja. Nanti langsung turun stasiun depan RS. Ayah tidak apa-apa, hanya butuh bantuan oksigen supaya asmanya membaik.” suara Mama di seberang sana mencoba menenangkan Amel. 


#OneDayOnePost
#HariKetigabelas

PART 1



Bukan cinta biasa yang pergi
Melainkan sejatinya cinta tidak akan pernah pergi meninggalkan

Keping Hati
Insya Allah, kali ini aku benar-benar ingin kamu menjadi navigatorku dalam sisa umur yang ditulis Allah di Lauhul Mahfudz untukku.” Laki-laki di sebelah Amel mengucapkan satu kalimat dengan tegas. Amel tertegun mendengar pengakuan lelaki yang kini duduk tegap disebelahnya.
Sosok itu kembali datang. Sosok yang hampir setahun lebih sudah Amel lupakan. Lelaki yang pernah menghianatinya setahun lalu. Lelaki yang tidak pernah ditemuinya setelah dia dihempaskan begitu saja. Lelaki yang menghancurkan mimpi-mimpinya. Lelaki yang merobek kepercayaannya menjadi butiran kertas tak berharga. Lelaki yang meruntuhkan pondasi-pondasi restu orang tua yang saat itu sedang mereka bangun. Lelaki yang pergi begitu saja tanpa ada penjelasan. Lelaki yang tidak membalas satu pun pesan yang dikirimnya ratusan kali. Lelaki yang Amel kira akan menjadi tiangnya saat ia bersandar.
Kini dengan mudahnya dan tanpa meminta maaf atas kesalahannya terdahulu, lelaki itu kembali mendekati Amel. Entah apa yang ada dibenak lelaki itu hingga tanpa malu mulai menyapa kepingan-kepingan hati Amel yang sudah lama sengaja dibiarkan hancur.

KOPI DAN KENANGAN



Seperti kopi yang diminum hingga habis dan menyisakan ampas dalam gelasnya, begitulah hidup. Perjalanan hidup pun sama. Sepait dan semanis, masa lalu dan sekarang, mereka atau kalian, sedikit dan banyak, sejarah akan membekaskannya sebagai kenangan. Entah masih berarti atau sudah berlalu dan memulai yang baru. kenangan tetap kenangan, tidak dapat diubah atau dimulai kembali.