lanjutan-



Amelia. Gadis yang biasa dipanggil Amel duduk termangu di depan pintu lemari kamar kosnya. Kedua kakinya ditekuk didepan dada. Tangannya memeluk kedua lutut. Wajahnya bersembunyi dibalik kedua tangan. Dadanya sesak menumpahkan tangis sedari tadi. Nafasnya sesenggukan berkejar-kejaran dengan cairan yang keluar dari hidungnya.
Baru saja dia mendapat kabar bahwa Ayahnya sakit. Laki-laki yang menjadi panutannya itu memang memiliki penyakit komplikasi. Keluar masuk Rumah Sakit pun menjadi langganan Ayahnya. Amel sangat terpukul mendengar kabar tersebut. Terlebih sebulan lagi Ayahnya akan berangkat umrah. Hal lain yang membuatnya lebih sedih, Amel tak bisa berada di samping lelaki yang rela tubuhnya basah kuyub karena kehujanan saat menjemputnya pulang sekolah dulu. Jarak yang terpisah jauh dengan keluarga membuat Amel tak bisa berada di sisi sang Ayah. Benaknya langsung tertuju pada Mama. Bagaimana perasaan perempuan yang sangat dicintainya itu saat ini. Rasa panik mendera hati Amel. Dia ingin segera pulang.
Tangis Amel makin pecah saat sebuah pesan masuk di ponselnya. Naela, adiknya, mengabari bahwa Ayah masuk UGD. Perasaan ingin pulang pun mencuat sampai ke ubun-ubun. Amel tidak mampu menahannya lagi. Dia harus pulang saat ini juga. Diraihnya tas ransel yang sudah siap sedari tadi untuk dibawa pulang.
Sebuah informasi menggagalkannya pulang. Rute jalan dari kota yang ditempati Amel ke rumahnya ditutup, karena kondisi cuaca yang hujan disertai angin beberapa hari ini menumbangkan salah satu kota menuju rumah Amel. Amel pun mengurungkan niatnya untuk pulang dengan menggunakan bus. Dia mencari alternatif lain. Dipesannya tiket kereta lewat situs online untuk tanggal saat itu juga. Meskipun kereta yang akan membawanya pulang masih nanti sore, setidaknya dia bisa pulang hari itu juga. Amel memberitahukan Mama bahwa ia tidak bisa pulang naik bus.
Ponselnya berdering saat Amel beranjak pergi dari terminal.
“Amel tunggu kereta aja. Nanti langsung turun stasiun depan RS. Ayah tidak apa-apa, hanya butuh bantuan oksigen supaya asmanya membaik.” suara Mama di seberang sana mencoba menenangkan Amel. 


#OneDayOnePost
#HariKetigabelas

0 komentar