UNTUKMU, ANAKKU!



Hai, Nak!
Lima bulan yang lalu tepat ditanggal yang sama dengan hari ini, aku sedang berjuang melawan dan bertahan dari rasa sakit untuk bertemu dengan kamu.
Awalnya memang ingin menyerah, sakit sekali.
Rasanya seolah akan mati mati.
Proses induksi selama kurang lebih tiga jam sangat menguras tenaga.
Rasa sakitnya seperti tubuh sedang dimutilasi, merobek-robek setiap organ hingga menjadi potongan-potongan kecil.
Tapi, tahukah kamu?
Ada seseorang yang  selalu setia mendampingiku dan tidak membiarkanku melawan sakit itu sendirian, Nak.
Memang, dia tidak merasakan sakit itu secara langsung. Tetapi genggaman tangannya pada tanganku memberikan kekuatan.
Dia rela tangannya kuremas bahkan mungkin kuku-kukuku menembus kulitnya. Namun dia sedikitpun tak merintih kesakitan.
Ciumannya tak pernah berhenti mendarat di wajahku.
Mulutnya terus melantunkan doa untuk keselamtan kita. Aku dan kamu, Nak.
Tahukah kamu siapa dia, Nak?
Ayahmu.
Nak, tumpuan hidupku ada dalam dirimu.
Tidak ada suatu proses yang paling membahagiakan selain melihat dan menemani perkembanganmu disetiap detiknya.
Hadirmu, membuatku merasa sempurna sebagai perempuan.
Senyummu, obat terbaik untuk sakit dan lelahku.
Semoga langkah kecilmu nanti membawa kami ke syurga.
Jadi anak sholehah ya, cerdas, tumbuh dengan sehat dan ceria.
Hari ini, umurmu genap 5 bulan mewarnai hidup kami.
Terima kasih telah melengkapi formasi keluarga kita.
Maaf jika ego masih kerap mencul dalam diriku.
Aku sedang belajar menjadi ibu, dan akan terus belajar menjadi yang terbaik untukmu.
Kita jadi partner yang hebat ya, Nak.


Banyuwangi, 2016
#OneDayOnePost
#FebruariMembara

0 komentar