BUKU VS FILM
Pada dasarnya tiap orang memiliki selera berbeda-beda.
Begitu pula penyajian cerita yang disampaikan lewat buku dan film. Menurut
saya, buku mampu mengekpsresikan rasa lebih mengena kepada pembaca. Pembaca
seolah dibawa masuk ke dalam cerita dan merasakan langsung kejadian yang
terjadi didalamnya. Selain itu, proses kejadian diceritakan secara detil,
contohnya seperti latar waktu, tempat, dan suasana.
Buku juga memiliki keistimewan lain, bagi saya. Buku
praktis, bisa dibawa kemana-mana, dibaca kapan saja dengan posisi sesuka hati. Membacanyapun
bisa dicici, tidak harus diselesaikan sekali duduk, dan yang paling spesial
dari sebuah buku adalah keberadaannya di rak buku saya. Ada rasa bangga
tersendiri melihat deretan buku terpajang di sana. Buku meninggalkan jejaknya
dalam hadirnya menemani malam-malam saya sepanjang usia.
Sekarang bahas film.
Banyak buku yang difilmkan, keuntungannya adalah menonton
film tidak perlu berimajinasi. Kita tinggal duduk manis menonton, menikmati
suguhan yang sudah diciptakan dengan sangat apik. Tidak perlu capek-capek
membaca. Tetapi terkadang banyak film yang jalan ceritanya berbeda dengan buku
aslinya. Menurut saya, hal tersebut menghilangkan kesan asli dari bukunya. Banyak
pula buku yang kemudian difilmkan, setting
dan jalan ceritanya diluar ekpektasi saya. Film tidak bisa meninggalkan jejak. Setelah
menonton, keluar dari biskop selesai. Kalaupun punya file filmnya di laptop,
sewaktu-waktu dapat dihapus jika memory
laptop tidak mencukupi, lalu diganti dengan film yang baru.
Pada intinya, buku dan film memiliki kelenihan dan
kekurangan tersendiri. Yang jelas, sebagai warga Indonesia yang baik dan cinta
tanah air, apapun karya anak bangsa harus dihargai dan diapresiasi dengan baik.
Caranya dengan membeli bukunya yang asli, menonton filmnya dengan resmi. Dengan
demikian, secara tidak langsung kita ikut andil dalam memberantas tindakan
kejahatan berupa pembajakan. Mencintai dan menghargai jerih payah, kerja keras,
keringat para pembuat karya akan lebih menjadikan kita lebih bermanusiawi. Bersikap
bijaksana terhadap karya-karya yang tekah dibuat dengan tidak mudah. Karena membuat
karya adalah proses yang panjang, butuh riset, waktu yang tidak sebentar, dan
ide-ide baru yang harus digali supaya dapat diterima dan dikonsumsi masyarakat
dengan layak. Seperti slogan yang selalu diucapkan kebanyakan penulis yaitu, baca bukunya
dan tonton filmnya.
#OneDayOnePost
#FebruariMembara
#Day6
0 komentar