SEJARAH
Tak pernah
merasa lelah
Hanya terkadang
diselimuti ketakutan akan yang dulu sudah pernah terlewat
Tapi aku tak
pernah ragu akan cintanya
Cintanya
membiaskan kehangatan dalam setiap kegelisahanku
Percaya padanya...hanya
itu kunci yang aku pegang
Biar sang waktu
saja yang kan serahkan rasaku & rasanya
Hanya saja, aku
ingin sang waktu trus ijinkanku merajut dengannya
Kan hantarkan
bias senyum tuk sambut hidup demi masa
Mengharap bahwa
saksi tak sekedar maya
Tetapi memang
nyata dihadapan sang masa
Meski hanya
sebuah kata sederhana
Kelak kata ini
yang kan padukan aku & dia
Betapa makna
bisa bermula hanya dari sebuah kata
Dan kata itu
adalah..................................................................................
Kami akan
saling bersama
Puisi
ini saya tulis tahun 2011, tanggal tepatnya lupa. Masih ingat alasan
kenapa puisi ini saya tulis. 4 tahun yang lalu puisi ini saya tujukan
untuk seseorang istimewa. Bukan di hati saya, melainkan diseluruh
kehidupan saya. Siapa sangka, semesta menjawab doa saya, pun persoalan
setelah puisi ini ditulis hukum alam memberi tanda akan keberadaannya.
Ya. puisi ini untuk orang yang setelah puisi ini ditulis dia pergi
meninggalkan saya tanpa alasan. Pergi tanpa membawa cinta yang saya
punya untuknya. Melainkan meninggalkan kepingan-kepingan hati yang telah
saya rakit perlahan hingga membentuk hati yang sempurna. Namun sekali
lagi, alam tak tinggal diam. Alam tahu siapa yang pantas menduduki Ratu
dihatinya. Dan kurcaci-kurcaci membawa dirinya kembali bertahta di hati
saya. Bukan tanpa proses, hanya saja penjelasannya tak perlu sepanjang
tulisan novel. Dialah suami saya. Orang yang Tuhan kirim untuk
menyempurnakan separuh agama saya.
Labels:
Hanya sebagai sejarah
0 komentar