IBU DAN AKU BERBEDA

Gak semua cara didik yang dilakukan orang tua untuk anaknya sudah tepat dimata sang anak. Namun apa yang dilakukan orang tua untuk anak sudah jelas demi kebaikan sang anak.
***
Acap kali kita mendengar banyak para orang tua membandingkan anaknya dengan anak si A, B, atau C. Seolah anaknya tidak lebih dari sekedar merepotkan orang tua dalam hidupnya. Itulah yang dirasakan si anak. Kejadian ini sering menjadi pemicu dalam kepribadian si anak. Dimana anak menjadi mudah strees ketika menghadapi masalah, minder, tidak percaya diri atas segala hal yang ada dalam dirinya, cenderung menjauhkan diri dari lingkungan, lebih senang sendiri ketimbang berkumpul dengan teman sebayanya, dan dampak lain yg diterima anak. Kenapa saya mengatakan demikian? Karena hal itulah yang terjadi dalam hidup saya.
***
Ibu terutama, kami sering berbeda pendapat, cekcok mulut, dan perdebatan yang hampir ada setiap kami bertemu. Kami berbeda frekuwensi. Entah kenapa saya melihat ibu sering membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Yang kena getahnya hidup saya. Mungkin tujuan ibu membandingkan dengan anak lain supaya saya bisa belajar hal baik dari anak tersebut. Iya tujuannya benar, tapi caranya salah menurut saya. Contoh, saat kecil ibu selalu membandingkan saya dengan anak tetangga. Si anak tetangga ini rajin bantuin orang tuanya, sedangkan saya ogah-ogahan.  Saat saya mulai membantunya membereskan rumah, dibilang kerjaan saya kurang bersihlah, kurang rapihlah, ini itulah sambil mengomel. Hal itu membuat saya malas untuk membantunya lagi. Saya menganggap apa yang saya lakukan tidak diapresiasi tetapi malah dijatuhkan. Perdebatan kecil inilah yang terkadang membuat hubungan kami kurang harmonis.
***
Satu pelajaran yang dapat saya terapkan. Ketika orang tua ingin anak mencontoh apa yang kita lakukan, jangan hanya dicekoki teori tanpa memberinya praktek. Beri dia contoh yang benar dengan melibatkan dia saat kita melakukan suatu hal. Ketika anak berhasil mengerjakannya sendiri, berikan dia pujian, beri apresiasi supaya dia merasa telah melakukan hal tersebut dengan sempurna. Meskipun masih perlu banyak perbaikan, setidaknya kita menghargai yang dia lakukan.
Jangan membandingkan dengan anak lain. Karena itu hanya akan membuat anak tidak percaya diri untuk mencoba, membuatnya takut salah, membuatnya merasa tidak bisa, yang akhirnya hanya akan membuatnya tidak berani mencoba.
***
Salah satu didikan saya terhadap Akira. Apa yang saya dapat dari orang tua tidak semua saya terapkan untuknya. Banyak hal yang perlu saya filter, karena saya tidak ingin Akira tumbuh menjadi seperti saya. Tidak percaya diri, penakut dalam bemimpi, dan tidak berani keluar dari zona aman.
***
Diantara perdebatan yang terlewati dengan ibu, beliau wanita tangguh yang belum pernah saya temuin di dunia. Dan satu hal penting yang terapkan dalam hidup saya dari ibu, pesan ibu sampai. Saat saya punya rumah sendiri, saya agak risih melihat rumah kotor. Alhasil saya suka bersih-bersih rumah, walupun untuk urusan masak, mencuci piring, dan meyetrika itu seperti menjadi musuh terbesar saya.
***
Ucapan orang tua itu benar, kita belum bisa ngerasain apa yang dirasakan orang tua sebelum kita menjadi orang tua yang sesungguhnya. Itulah yang sering saya renungkan.

Terlepas dari itu semua. Ibu saya adalah ibu terbaik dan terhebat di dunia. Dan saya akan jadi ibu terasik untuk Akira. 

0 komentar